Developer Video Game Ingin Tahu Keinginan Remaja, Ternyata Mereka Tidak Tertarik dengan Romance

https://mahjongmaxwin.id/ Developer Video Game Remaja – Para penikmat hobi bermain video game masih terus populer hingga saat ini dari berbagai kalangan umur, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan sampai orang tua. Berbagai macam survey dan studi penelitian pun telah dilakukan untuk mencari tahu pengaruh dalam video game.

Dan Naga303 baru-baru ini ada survey yang dilakukan oleh developer game yang mencari tahu keinginan para remaja termasuk juga para Gamer. Survey tersebut mendapatkan data dimana para remaja diketahui sudah tidak peduli dengan hal-hal berbau Romance. Seperti apa hasil surveynya, ya?

Developer Video Game Temukan Remaja Tidak Tertarik dengan Hal-hal Berbau Romance

Dalam sebuah persentasi di acara industri video game D.I.C.E Summit yang berlangsung minggu lalu, Sharon Tal Yguado (Founder & CEO Astrid Entertainment) dan Tami Bhaumik (Vice President Roblox) tampil di atas panggung. Mereka berdua membicarakan survey dan penelitian terhadap “apa yang diinginkan oleh Remaja”.

Observasi pertama yang mereka dapatkan adalah anak-anak merasa kesepian. Berdasarkan sebuah hasil studi, ada sekitar 73% remaja berumur 16-24 tahun dimana mereka merasa selalu kesepian. Tami Bhaumik mengaitkan situasi tersebut terhadap segala yang berkaitan dengan keadaa dunia, adanya perubahan, dan juga media sosial.

Meski kedengaran cukup suram, namun Yguado punya pemikiran lain. Berdasarkan sebuah studi penelitian dari UCLA’s Center for Scholars and Storytellers, tidak semua remaja saat ini penggemar media sosial TikTok dan terlalu terobsesi dengan hal-hal yang sedang tren di sana.

Dia mengatakan mereka yang seperti itu peduli dengan hal-hal mulai dari keamanan, kebaikan, sifat dapat menerima, menjaga kebugaran fisik, pertemanan, dan lainnya. Namun para remaja ini justru kurang tertarik dengan hal-hal berbau romance atau kisah asmara.

Penelitian pada Remaja Terhadap Hal-hal Berbau Romance

Yguado berkata sambil bercanda tapi dengan nada serius bagaimana remaja yang kurang peduli dengan romance bisa mengkhawatirkan populasi di masa yang akan datang.

Perlu kalian ketahui, pada laporan penelitian dari UCLA tahun 2024 menunjukkan apa yang diinginkan oleh para remaja pada media hiburan. Dari 21 opsi yang telah dikumpulkan, para remaja memilih “romance dan/atau seks” berada di posisi ke-15. Sedangkan pilihan “konten yang tidak ada seks atau romance” berada di posisi ke-8. Sementara itu opsi “pertemanan dan kelompok sosial” berada di posisi ke-5.

Menurut penelitian dari UCLA, istilah “nomance” sedang meningkat. Pada laporan tahun 2023 yang lalu, ada sekitar 51,5% remaja ingin “konten yang berfokus pada hubungan pertemanan dan asmara secara platonis atau tidak terlalu vulgar. Laporan tersebut pun meningkat di tahun 2024 menjadi 63,5%.

Sementara itu, persentase remaja yang mengatakan “tidak perlu ada konten seks dan seksual sebagai plot di acara TV dan/atau film” juga meningkatkan sebesar 47,5-62,4% di tahun yang sama.

Dilihat dari pembicaraan Sharon Tal Yguado dan Tami Bhaumik, mereka ingin mencari tahu apa yang diinginkan oleh remaja. Apalagi dari sudut pandang developer video game dimana seperti yang kalian ketahui kalangan Gamer banyak didominasi dari anak-anak dan remaja.

Kurang tertariknya mereka terhadap elemen Romance pada media hiburan, seperti acara TV, film, maupun video game, bisa menjadi pertimbangan bagi industri Entertainment. Meskipun begitu, video game sudah sejak lama ada banyak sekali menghadirkan elemen konten romance, seks, dan sejenisnya sesuai dengan batasan umur tertentu yang sukses dikalangan Gamer.

Itulah informasi mengenai developer video game inign tahu keinginan para remaja yang ternyata mereka tidak tertarik dengan hal-hal berbau romance. Bagaimana menurut kalian dengan informasi ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *